Views: 2
“Cahaya Rahman, Rahim, dan Lahirnya Manusia Nurani”
Esensi Tarbiyah Spiritual Parenting Murabbi
Mengapa kita dilahirkan ke dunia?
Pertanyaan itu terdengar sederhana. Namun di baliknya tersimpan grand desain Ilahi—rencana agung yang menghubungkan langit dan bumi, kasih dan kekuatan, ruh dan jasad.
Dua Cahaya: Rahman dan Rahim
Allah memperkenalkan diri-Nya dalam Al-Fatihah bukan sebagai Penguasa dulu, tapi sebagai:
Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Dua cahaya ini adalah inti segala ciptaan.
- Ar-Rahman: Cahaya kasih yang luas, meliputi semua makhluk tanpa syarat. Ia adalah pemberi benih kehidupan.
- Ar-Rahim: Cahaya kasih yang dekat dan mendalam, yang memelihara dari dalam, membentuk, melindungi, dan mengantarkan pada kesempurnaan.
Ayah dan Ibu: Wakil Cahaya Ilahi
Jika seorang ayah benar-benar hadir dalam Nur Rahman, maka benih yang ditanamkannya bukan sekadar genetika—tapi benih ruhani, pancaran dari sumber kehidupan.
Jika seorang ibu sepenuhnya berada dalam Nur Rahim, maka rahimnya menjadi taman cahaya, tempat terbentuknya insan mulia—bukan sekadar anak, tapi amanah Ilahi.
Maka, jika keduanya bersatu dalam cinta Ilahi, lahirlah insan cahaya—makhluk pilihan yang ditiupkan ruh langsung dari sisi-Nya.
Nur Jasadi: Menjadi Wadah Cahaya
Tubuh bukan sekadar rangka daging. Ia adalah Nur Jasadi—tempat berpijaknya ruh dalam perjalanan bumi. Ia bukan kutukan duniawi, tapi kendaraan ilahi untuk menunaikan misi suci.
Maka, Tarbiyah Spiritual Parenting bukan sekadar mendidik anak,
Tetapi menyadarkan bahwa:
“Aku sedang membesarkan titipan cahaya dari langit, bukan sekadar membesarkan manusia.”
Misi Hidup: Way of Life dalam Tinta
Tarbiyah Murabbi mengajak setiap insan untuk:
- Menulis 603 lembar Al-Qur’an dengan tangannya sendiri.
- Menyusun ayat demi ayat sebagai perjanjian cinta dengan Tuhannya.
- Mendidik anak-anak bukan hanya dengan kata, tapi dengan tinta ruhani yang mengalir dari jiwa ke pena.
Inilah Way of Life.
Bukan sekadar rutinitas ibadah.
Tetapi hidup yang menyatu dengan wahyu.
Menjadi ayat yang berjalan di muka bumi.
Menuju Generasi Insan Kamil
Dari rahim spiritual inilah lahir:
- Generasi yang tidak hanya cerdas, tapi mengenal Tuhannya.
- Generasi yang tidak hanya kuat, tapi membawa rahmat bagi semesta.
- Insan Kamil, pribadi paripurna yang menjadi saksi cinta Allah di bumi.
Penutup: Magnet Ruhani
Artikel ini bukan teori.
Ia adalah panggilan jiwa.
Untuk siapa saja yang pernah menjadi anak.
Untuk siapa saja yang sedang menjadi orang tua.
Untuk siapa saja yang ingin menemukan kembali tujuan dirinya dilahirkan.
Karena pada akhirnya,
Kita bukan sekadar hidup…
Kita sedang pulang,
Menuju cahaya tempat kita berasal.