Views: 0
Hidayah Itu Bernafas Bersamamu. Mengapa Kau Tak Sadar?
Pernahkah kau berhenti sejenak dan merasakan betapa dekatnya Allah denganmu?
Setiap tarikan nafasmu, setiap degup jantungmu, adalah tanda nyata bahwa kamu masih hidup. Dan di balik kehidupan itu, ada kasih sayang Allah yang terus mengalir, ada hidayah yang berhembus lembut, menunggu untuk disadari.
Allah berfirman:
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.”
(QS. Qaf: 16)
Hidayah itu sedekat urat lehermu. Lebih dekat dari apapun yang bisa kau pikirkan. Ia bernafas bersamamu, bergerak bersama aliran darahmu.
Tetapi…
Mengapa Kau Tak Sadar?
Kita hidup dalam dunia yang penuh kesibukan. Terburu-buru mengejar dunia. Terlena oleh rutinitas. Hingga lupa bahwa tiap detik kehidupan adalah kesempatan menjemput hidayah.
Hidayah itu hadir. Bukan hanya di masjid. Bukan hanya saat kita sujud. Bukan hanya di majelis ilmu.
Ia hadir dalam:
- Tiap nafas yang kau hirup.
- Tiap detik yang Allah berikan.
- Tiap kesempatan berbuat baik.
Namun banyak yang tak sadar. Mereka menunggu hidayah seolah menunggu angin lewat. Mereka berharap hidayah datang tanpa usaha.
Padahal hidayah harus dijemput.
Allah berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”
(QS. Al-Ankabut: 69)
Hidayah tidak akan datang kepada mereka yang berpangku tangan. Hidayah mendatangi mereka yang mau melangkah, mencari, berusaha.
Hidayah Itu Nafasmu, Langkahmu, Pilihanmu
Setiap tarikan nafas adalah panggilan. Setiap detik yang berlalu adalah undangan.
Tinggal kau mau atau tidak. Tinggal kau sadar atau lalai.
“Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”
(QS. Al-‘Ashr: 2-3)
Waktu kita sempit. Hidup ini hanya sekali. Dalam hitungan akhirat, hidup dunia ini hanya 1.5 jam.
Rasulullah SAW bersabda:
“Umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, sedikit yang melebihinya.”
(HR. Tirmidzi no. 2331)
Dan Allah berfirman:
“Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(QS. Al-Hajj: 47)
Jika 1 hari akhirat = 1000 tahun dunia, maka 63 tahun usia kita di dunia hanya sekitar 1.5 jam akhirat.
Hidupmu cuma 1.5 jam dalam waktu akhirat.
Maukah kau habiskan 1.5 jam itu untuk lalai?
Mulailah Menjemput Hidayah: Satu Ayat, Satu Napas
Jangan tunda lagi. Hidayah itu sudah ada di sekitarmu. Dalam dirimu.
Gerakkan hatimu. Ambil pena. Tulis satu ayat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sampaikan dariku walau satu ayat.”
(HR. Bukhari)
Menulis Al-Qur’an adalah ibadah. Menulis Al-Qur’an adalah zikir. Menulis Al-Qur’an adalah jalan cahaya.
Dengan setiap huruf yang kau tulis, Setiap kata yang kau tegakkan, Setiap ayat yang kau hidupkan di atas kertas, kau sedang membangun tangga menuju Allah.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena.”
(QS. Al-‘Alaq: 1-4)
Qalam. Pena. Sarana menjemput ilmu. Sarana menjemput hidayah.
Follow the Line: Langkah Kecil, Cahaya Besar
Metode Follow the Line memudahkan siapa pun untuk:
- Menulis Al-Qur’an dengan rapi.
- Menghayati setiap huruf dan kata.
- Menghidupkan ruhani.
- Menemukan kedekatan dengan Al-Qur’an.
Satu ayat. Satu napas. Satu langkah.
Itulah cara kita menjemput hidayah. Sedikit demi sedikit. Huruf demi huruf.
Jangan tunggu sempurna. Jangan tunggu waktu luang.
Mulailah sekarang. Mulailah dengan satu ayat. Mulailah dengan satu tarikan nafas.
Penutup: Sadarilah Sebelum Terlambat
Hidayah itu sudah di sampingmu. Bahkan bernafas bersamamu.
Sadarlah. Bergeraklah. Tulislah.
Gunakan setiap detik untuk mendekat. Gunakan setiap napas untuk menjemput cahaya.
“Hidayah itu hadir dalam nafasmu. Jangan biarkan ia berlalu sia-sia.”
Mulailah dengan Follow the Line. Mulailah dari satu ayat. Mulailah dari satu napas.
—
DIBILQA.ID
Menghidupkan Literasi Al-Qur’an. Menebar Cahaya. Menggerakkan Hati.