Penulisan ayat suci Al-Qur’an adalah metode esensial

Views: 9


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hijr ayat 9:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan1 Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”

Ayat ini adalah jaminan langsung dari Allah SWT bahwa Dia sendiri yang akan menjaga keaslian dan kemurnian Al-Qur’an hingga akhir zaman. Jaminan ini tidak hanya mencakup penjagaan lafaz dan maknanya, tetapi juga cara-cara Al-Qur’an disampaikan, dipelajari, dan dilestarikan oleh umat Islam dari generasi ke generasi. Salah satu cara pemeliharaan yang fundamental adalah melalui pembacaan (hafalan) dan penulisan (pencatatan).

Perintah Membaca Al-Qur’an: Sebuah Kewajiban yang Jelas

Perintah membaca Al-Qur’an sudah sangat jelas dan tertuang dalam banyak ayat Al-Qur’an serta Hadits Nabi Muhammad SAW. Wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-Alaq ayat 1-4, yang diawali dengan perintah “Iqra'” (Bacalah). Ini menunjukkan betapa fundamentalnya membaca dalam Islam, khususnya dalam berinteraksi dengan firman Allah. Banyak Hadits Nabi juga menganjurkan umatnya untuk membaca Al-Qur’an, merenungkan maknanya, dan menjadikannya pedoman hidup. Membaca Al-Qur’an bahkan dianggap sebagai ibadah yang mendatangkan pahala berlipat ganda.


Lalu, Bagaimana dengan Perintah Menulisnya? Adakah Sanadnya?

Pertanyaan tentang perintah menulis Al-Qur’an memang sering muncul, mengingat Al-Qur’an pada awalnya lebih banyak dihafal oleh para sahabat. Meskipun tidak ada ayat atau Hadits yang secara eksplisit menyatakan “tulislah Al-Qur’an” dengan detail tertentu, namun ada indikasi kuat yang menganjurkan penulisan dan pencatatan ilmu, yang secara tidak langsung mencakup Al-Qur’an:

  1. Surat Al-Alaq ayat 4-5: Pentingnya Pena sebagai Alat IlmuAllah berfirman:الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْArtinya: “(Dzat) yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan qalam, mengajar manusia apa yang belum diketahui(nya).” (QS. Al-Alaq: 4-5) Ayat ini secara jelas menunjukkan pentingnya “qalam” (pena) sebagai alat untuk memperoleh dan menyebarkan ilmu pengetahuan. Para ulama menafsirkan bahwa mengajarkan manusia dengan qalam berarti memberikan kemampuan untuk menggunakan alat tulis, yang sangat esensial untuk melestarikan ilmu. Al-Qur’an adalah sumber ilmu tertinggi, sehingga pemanfaatan pena untuk mencatatnya adalah keniscayaan.
  2. Hadits Nabi: “Ikatlah Ilmu dengan Tulisan”Rasulullah SAW bersabda:قَيِّدُوْا الْعِلْمَ بِالْكِتَابَةِArtinya: “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (HR. At-Thabrani dan Hakim dari Abdullah bin Amr) Hadits ini secara eksplisit menganjurkan penulisan sebagai cara untuk mengabadikan dan menjaga ilmu agar tidak hilang. Al-Qur’an adalah puncak dari segala ilmu, maka anjuran ini tentu berlaku mutlak padanya. Ilmu yang tidak dicatat berpotensi mudah lupa atau berubah, sedangkan yang ditulis akan lebih terjaga keasliannya.
  3. Praktik Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat: Penulis WahyuFakta sejarah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki para penulis wahyu (katabah al-wahyu) yang bertugas mencatat ayat-ayat Al-Qur’an segera setelah turun. Beberapa sahabat yang terkenal sebagai penulis wahyu antara lain Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal, dan Abu Zaid. Penulisan ini dilakukan di berbagai media sederhana seperti pelepah kurma, tulang belikat unta, lempengan batu, dan kulit. Praktik ini membuktikan bahwa penulisan adalah bagian integral dari proses pemeliharaan Al-Qur’an sejak awal, bahkan di masa Nabi SAW masih hidup.

Sanad Penulisan Al-Qur’an (Rasm Utsmani)

Dalam konteks Al-Qur’an, istilah “sanad” seringkali lebih dikenal dalam kaitannya dengan sanad qira’at (rantai periwayatan bacaan Al-Qur’an dari guru ke guru hingga Rasulullah SAW, Malaikat Jibril, dan Allah SWT). Namun, untuk penulisan Al-Qur’an yang kita kenal saat ini, yaitu Rasm Utsmani, memiliki dasar dan kesepakatan yang kuat dari para sahabat:

  • Pembentukan Mushaf Utsmani: Ijma’ Para SahabatPenulisan dan penyusunan mushaf Al-Qur’an yang baku, yang kita kenal sebagai Rasm Utsmani, adalah hasil kesepakatan (ijma’) para sahabat pada masa Khalifah Utsman bin Affan. Melihat perbedaan bacaan dan penulisan yang mulai muncul di berbagai wilayah Islam, Khalifah Utsman memerintahkan Zaid bin Tsabit dan beberapa sahabat lainnya untuk menyalin dan menyatukan Al-Qur’an dalam satu mushaf standar. Ini adalah upaya kolektif para ulama dan penghafal Al-Qur’an di bawah bimbingan para sahabat senior.
  • Sifat Tauqifi dan Sunah SahabatPara ulama berpendapat bahwa urutan ayat dan surah dalam Al-Qur’an bersifat tauqifi, artinya berdasarkan petunjuk langsung dari Allah SWT kepada Rasul-Nya melalui wahyu. Meskipun detail penulisan Rasm Utsmani adalah hasil ijtihad para sahabat, namun pola penulisan tersebut juga dianggap sebagai sunah yang harus diikuti untuk menjaga dan melestarikan Al-Qur’an. Kesepakatan para sahabat memiliki kekuatan hukum yang mengikat dan wajib diikuti oleh kaum Muslim, menjadikannya bagian dari metode penjagaan Al-Qur’an yang diturunkan secara turun-temurun.
  • Penjagaan Ilahi melalui Peran ManusiaAyat Al-Hijr ayat 9 di atas adalah janji Allah untuk memelihara Al-Qur’an. Penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an secara sistematis pada masa Khulafaur Rasyidin adalah bagian dari mekanisme penjagaan ilahi ini. Allah menggunakan hamba-hamba-Nya yang saleh untuk memastikan Kitab Suci-Nya tetap terjaga keasliannya dalam bentuk tulisan maupun hafalan.

Dengan demikian, meskipun tidak ada perintah tunggal yang berbunyi “tulislah Al-Qur’an dengan detail seperti ini,” namun secara kolektif, Hadits Nabi tentang mengikat ilmu dengan tulisan, praktik pencatatan wahyu oleh para sahabat di zaman Nabi, serta ijma’ (konsensus) mereka dalam membukukan Al-Qur’an menjadi Mushaf Utsmani, adalah sanad dan landasan kuat bagi perintah penulisan Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa penulisan adalah metode esensial dalam memenuhi janji Allah untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »