Views: 2
Tubuhmu Akan Segar Jika Kau Sadari: Ia Pancaran Nur Hayat-Nya
Bayangkan jika setiap pagi kita membuka mata dan berbisik pada diri sendiri:
“Daging ini bukan hanya daging. Darah ini bukan sekadar cairan. Tulang ini bukan sekadar rangka. Semua ini adalah pancaran Nur Hayat dari Allah—Cahaya Kehidupan yang mengalir tanpa henti.”
Tubuh akan menjawab sugesti itu. Ia akan segar. Ia akan kuat. Ia akan sehat. Bukan karena tidak ada penyakit di dunia, tetapi karena kita kembali menyambungkan diri pada sumber kehidupan sejati, yakni Nur Hayat-Nya.
Kesadaran Menghidupkan Sel
Tubuh adalah tempat tinggal miliaran sel. Dan sel, seperti halnya manusia, punya ruhnya sendiri: ia merespon niat dan kesadaran. Saat kita terus-menerus menyugesti bahwa tubuh ini adalah limpahan cahaya, maka sel pun menerima pesan itu, dan bergerak dalam irama yang selaras: menguatkan, menyembuhkan, menyegarkan.
Inilah rahasia yang dipahami para wali, para arifin, dan orang-orang yang hidup dengan kesadaran spiritual: tubuh yang penuh iman dan dzikir akan menolak sakit, atau mengubah sakit menjadi jalan kembali kepada Allah dengan penuh syukur dan sabar.
Aktivitas: Menulis Wahyu dengan Tangan dan Jiwa
Sebagai latihan psikomotorik dan ruhani, tulislah ayat-ayat suci-Nya dengan tanganmu sendiri.
Saat hendak menulis dari kosong ke titik, dari titik ke huruf, lalu kata, dan menjadi ayat, sejatinya engkau sedang mengikuti proses penciptaan wahyu dalam dirimu.
Menulis wahyu adalah pelatihan lahir-batin. Tanganmu bergerak, tetapi ruhmulah yang sebenarnya sedang dibimbing. Otakmu aktif, tetapi hati yang sebenarnya sedang ditulisi.
Dengan menulis ayat-ayat Al-Qur’an, tubuhmu belajar taat, jiwamu belajar tunduk, dan pikiranmu belajar fokus. Maka selaraslah psikomotorik, afektif, dan kognitifmu dalam satu gerakan tarbiyah: menulis untuk mendekat, bukan hanya mengingat.
Rumah Sakit yang Sepi
Bukan mustahil. Jika manusia modern kembali menyadari hakikat tubuhnya, rumah-rumah sakit bisa menjadi sepi. Bukan karena tidak ada fasilitas, tetapi karena kesadaran manusia telah sembuh terlebih dahulu.
Tubuh yang sehat lahir dari pikiran yang jernih dan ruh yang terhubung pada sumber Nur. Makanan boleh sama, lingkungan boleh berat, tapi jika dalam dada ada cahaya yang membimbing, maka daging pun menjadi kuat, darah menjadi bersih, dan tulang berdiri tegak.
Penutup: Sugesti Ilahiah
Sugestikanlah kepada tubuhmu hari ini:
“Engkau bukan daging hina. Engkau adalah wadah Nur Ilahi. Berdenyutlah dalam cinta-Nya. Bergeraklah karena izin-Nya. Menguatlah karena cahaya-Nya.”
Kemudian ambillah pena dan tulislah satu ayat suci-Nya. Lakukan perlahan, dengan sadar, dengan cinta.
Karena tubuh yang tahu asalnya tak akan gampang tumbang. Dan jiwa yang menulis wahyu akan disembuhkan sebelum disakiti.
Aktifitas menulis adalah budaya yg perlu dilestarikan ..melatih kesabaran dan istiqomah.apalagi yg ditulis adalah Wahyu dari rubbul Izzah yg pasti ada banyak keberkahan di dalamnya….disaat ,zaman sudah memanjakan dengan Ai yg menjadi trend anak muda sekarang mari kita jadikan Ai yg bermakna denga Qur’an digital…..